Ilustrasi |
Walau Abu
Syu'aib yang demikian keadaannya, namun ia merasa bahagia, hingga tidak
terbenak dalam alam fikirannya untuk membangun gubuk tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa Abu Syu'aib adalah orang zunud, yang tidak tertarik
sedikitpun terhadap kesenangan dunia. Ia makan dan minum ala kadarnya untuk
mengisi perutnya agar bisa kuat beribadah.
Pada suatu
hari yang telah direncanakan, datanglah putri pembesar kerajaan itu kepada Abu
Syu'aib dan menyatakan : "Aku ingin menjadi pelayanmu". Ketika Abu
Syu'aib benar-benar mengetahui kemantapan hati sang putri, maka ia pun
mengabulkannya dengan satu syarat.
Kata Abu
Syu'aib : "Jika kamu menghendaki itu, maka rubahlah sikapmu dan lupakan
semua kesenangan dan kemewahanmu".
Karena ia benar-benar
ingin mengikuti Abu Syu'aib, maka sang putri pun menuruti syarat yang diajukan
oleh Abu Syu'aib. Setelah itu, ia pun datang kepada Abu Syu'aib dan menikah
dengannya.
Walau hidup
dalam kesederhanaan, namun kedua suami istri ini hidup rukun dan sejahtera
lahir dan batin dengan baju ketaqwaan yang bersulam keimanan. Selama hidupnya
menjadi orang yang tekun beribadah dan beramal shaleh.
No comments:
Post a Comment